Selasa, 10 Mei 2016

Lagi dan lagi.

Kebenaran berkali-kali, seperti melakukan kesalahan berkali-kali. Kalau saya lihat, belakangan ini banyak orang menampilkan bahwa dirinya paling benar. Menganggap dia lah kebenaran sejati. Sedangkan yang lainnya adalah tumpukkan kesalahan yang haruslah dimusnahkan, tidak baik melihat kesalahan. Baginya tidak ada perbaikan, semua yang ditampilkan hanya ada dua, benar dan salah. Jika sudah berada di jalur kebenaran maka selamanya akan benar menurutnya. Sebaliknya salah adalah hal yang tabu. Buruk rupa adalah hal yang harusnya dihindari. duh Berat kan. sepertinya Saya sedang berada dipersimpangan jalan. Semoga lelah ini akan terbayar seutuhnya, jangan setengah-setengah. Saya sering merasakan  perihnya dicampakkan, di kecewakan, dan di khianati. Tetapi  ruangan hijau itu, memberikan sebuah jawaban. Benar sekali, saya kembali dicampakkan. Ibarat sampah yang tidak berguna sama sekali. Layaknya bangkai yang bau, menjijikkan, dan hasilnya sudah pasti tahu kan? ya. sepahit-pahitnya minum jamu cap jago masih lebih pahit ketika dicampakkan.
Maka dua bulan, dua tahun, atau mungkin dua abad kedepan. Tidak akan ada konstelasi.
Ruangan itu menegaskan, juga memberikan sebuah gambaran yang terang tanpa sedikit ada warna abu-abu. Memang berat untuk menjadi teman terbaik, apalagi dijaman sekarang, ketika ketulusan adalah sebuah kata yang usang. Maka ketulusan akan berubah menjadi persepsi kepalsuan menurutnya. Ingat Saat ini  palsu dan tulus bergantung kepada siapa, bukan apa.Sungguh menyakitkan, benar-benar menyakitkan.
Sekali lagi, dicampakkan adalah konsekuensi yang harus ditanggung, tapi bangkit dari keterpurukan karena dicampakka membutuhkan tenaga, membutuhkan mental baja untuk kembai menata mozaik yang tlah tercecer. Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Jika ada kata yang kurang berkenan, atau kelakuan jahil saya.
Semoga sukses, semakin sehat dan tentunya makin bahagia. Rajin bekerja, jadilah manusia tangguh.