Selasa, 09 Februari 2016

Soal Kuliah Di Kampus Ijo royo

Hari ini, saya melakukan produksi hidrolisat gula kulit kopi secara enzimatis di laboraturium biokimia Universitas Jember. Idep-idep, karena nggak ada yang mau dikerjakan, selain menunggu kepastian untuk HPLC, dan menunggu shaker bekerja dengan baik, saya intip-intip obrolan di facebook dengan beberapa teman saya. mengarahkan scrool ke atas, tepatnya pada tahun 2011 ketika saya masih baru menjadi Maba. Saya sambil senyum, meringis dan tiba-tiba mengenang masa lampau. Saya bersyukur, hingga saat ini masih bisa melihat teman-teman yang sudah bahagia. Dalam artian bahagianya ialah mungkin, saya akan lulus berbarengan dengan teman-teman thp angkatan 2011 pastinya, katakan amin dan like yah xaxaxa.

melihat obrolan di facebook, tentunya kamu akan prenges-prenges karena keluguan yang sudah dilakukan pada masa-masa awal-awal kuliah. Saya heran kenapa obrolan di facebook dengan beberapa teman berkaitan erat pada urusan perkuliahan, organisasi dan cenderung pada hubungan modus-modusan. Sekali lagi, saya mengawali hubungan obrolan dengan teman akrab saya, mungkin tidak diawali dengan kata yang bagus. seperti "aslole" kemudian dibalas dengan "prikitiew". Coba aja, kata awal tersebut digunakan untuk membuka perbincangan dikehidupan nyata, pasti tanggapannya wagu. Selain itu, mungkin ini hanya persepsi saya, pengguna aktiv facebook di kalangan mahasiswa sudah hampir punah atau sedikit aja yang menggunakan..

sudah-sudah, untuk obrolan fb, kita tinggalin dulu yah, Kita bahas yang lain dulu.



Diawal sekali, saat boyband smash masih populer di acara musik, saya dan kawan-kawan mengawali pertaruhan di kampus ini. Kalau tidak salah, bulan Juni 2011. Secara bersamaan dipertemukan dengan kawan-kawan baru. Saya dipertemukan dengan kawan-kawan lintas Jawa Timuran. Beberapa kawan saya banyak berasal dari jember, banyuwangi, surabaya, pasuruan, ngawi, madiun, siduarjo, lumajang dan ada beberapa dari luar provinsi jawa timur. Ketika bertemu dengan teman-teman baru, membuat saya sedikit agak kikuk untuk sekedar bertegur sapa, atau bercengkrama. Hanya saja, jika tidak ada P2MABA, mungkin saya nggak kenal-kenal amat dengan kawan dari jurusan TEP. Dulu ketika masih zaman-zamannya mahasiswa baru, tentunya bawaan sifat dari SMA masih ada. Dalam hal ini sifat yang berkaitan erat dengan (labil,sedikit narsis, merasa unggul dibandingkan dengan yang lain, dan tentunya sifat egois yang ada pada masing-masing individu). Nah, peran P2MABA lah yang mengurangi tingkat egois,labil pada masing-masing individu tersebut. Semenjak selesai P2MABA dan kuliah berjalan normal apa adanya, pembentukan kelompok mulai terjadi. Sembilan puluh lebih mahasiswa jurusan THP, pelan-pelan beradaptasi dengan teman-temannya. Mencari mana yang cocok, enak diajak komunikasi, disesuaikan dengan kebutuhan, mereka kemudian membentuk golongan kecil, mengerjakan laporan praktikum bareng di kosan salah satu temannya, setelah pulang kuliah, foto bareng di tulisan Universitas Jember depan rektorat kemudian malamnya upload foto di facebook dan menandai teman yang ada di foto tersebut. Kelompok yang lain, kemudian bilang “ayo kita foto disitu juga ya”. Hingga proses perkuliahan bergerak terus menuju semester selanjutnya, tidak terasa, dan tidak dihitung-hitung berapa kali kita saling tolong menolong walau nggak rela ketika dimintai tolong. Terkadang ada sedikit rasa lelah untuk mengerjakan tugas yang sesungguhnya itu adalah sebuah kewajiban seorang mahasiswa. Bagaimana tidak merasa lelah, ketika berangkat kuliah jam 07.00 dan berakhir pukul 09.30, kemudian melanjutkan kuliah kembali pada pukul 13.00-15 30. Belum lagi, pada malam suntuk, masih harus mengerjakan tugas, entah tugas kuliah atau rapat organisasi dimalamnya. Kebiasaan itu berjalan kurang lebih 3 tahun, karena di tahun keempat, hampir semua teman-teman saya sudah melaksanakan penelitian. Tiga tahun, menurut saya bukan waktu yang lama, juga bukan waktu yang sebentar-bentar banget lah. Menurut pendapat saya, kebiasaan itu membuat para mahasiswa ini tahan banting. Selain itu juga tahan terhadap ah ndak tau ah
Saya, mahasiswa yang nggak pinter-pinter banget, sedikit malas, kadang rajin tapi kemungkinannya sedikit. Suka minta tolong ke calon mamah-mamah muda seperti dina, nia, sakdiyah, radhiyyan, rafiqa, alfiyah, luluk, icha, riris, riska dan yang paling sering ialah novidha setyaningtias. Pernah dulu sekali, saya mengerjakan laporan dirumahnya tias hingga malam suntuk, kemudian esok harinya tidak mandi. Pernah juga, saya mengerjakan laporan dirumahnya ikhlas,arsil, dan teman yang lain. Tidak jarang, di suatu perkuliahan dibentuk beberapa kelompok, dan kebanyakan tiap kelompok tersebut akan berbagi tugas. Yang paling pinter, akan kedapatan tugas yang cenderung susah, mahasiswa yang biasa aja, akan menyimpulkan tiap-tiap masalah yang harus dijawab, dan kebanyakan, mahasiswa cowok yang tidak terlalu pinter dan cenderung apatis, akan kedapatan tugas untuk ngeprint tugas di fotocopian jalan mastrip atau kalimantan. Saya sering mendapatkan tugas itu, you know lah ya, kan saya nggak pinter-pinter ngetz xaxaxa.

Hingga sekarang, kuliah hampir berjalan 5 tahun, nama-nama yang saya sebut tadi diatas, sudah ada yang lulus, beberapa teman malah sudah ada yang menikah, proses disini (baca:kampus) sudah hampir berakhir. Tidak ada kalimat penutup yang terlalu indah kecuali ucapan terimakasih pada man-teman yang telah bersedia dimintai tolong, di riwu'i. Tidak ada kata mutiara, saya ndak bisa meniru om mario teguh, pokoknya doa saya ialah semoga kawan-kawan saya, akan sukses pada akhirnya. baik di dunia ataupun dikahirat. Jangan Lupa Bahagis Ya, xixixi

Jember, 10 Februari 2016. Laboraturium Bio Kimia Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Jember

 

0 komentar:

Posting Komentar