Minggu, 31 Januari 2016



Belakangan ini, saya sudah berhasil move on dari kecanduan stalking twitternya. Bukan perkara apa, setiap saya stalking twitternya, wajah  saya langsung berubah dari sumeringah menjadi kemerengut. Kebayang, lelaki mana yang rela, wanita yang di idamkan selama ini, di cubit-cubit pipinya yang unyu oleh lelaki lain. Dan acap kali saya stalking twitternya, upload photo di akun pribadinya makin menjadi-jadi. Gitu, teruskan aja ya dek, hingga kota jember turun salju. Saya, pemuda yang sudah mau lulus kuliah. Pantang melakukan pengintaian diam-diam ke akun sosmedmu. Itu membuat kerjaan atau pengerjaan skripsi semakin lambat (siah alibi). Saya nggak akan stalking twittermu, hem,,eaa.
Kita lupakan sejenak dulu, tentang stalkingan tersebut. Mata dan fokus kita tujukan kepada beberapa manusia yang membuat saya terheran dibuat oleh cita-citanya. Perkenalkan teman saya bernama dina mustika rini. Memiliki kecerdasan diatas rata-rata dibandingkan teman-teman dikampus. Maklum, alumni SMA unggulan di jember. Pernah nge trip jauh-jauh ke jepang hanya untuk urusan buah juwet. Belakangan saya diceritai oleh temannya yang juga teman saya. Rhadiyyan pratiwi, wanita berhidung pendek ini, menceritakan tentang dina. Berdasarkan ceritanya rhadiyyan, saya bisa menyimpulkan bahwa, dina bisa menjadi solusi atas masalah bangsa saat ini. Bukan perkara apa, lagi-lagi ini berdasarkan ceritanya rhadiyyan. Dina, menurutnya ialah wanita tangguh,  rajin, bergerak terus seperti sebuah diesel. Kalo ibarat negara itu sebuah diesel. Dina ialah Bahan bakarnya. Semangat untuk menggapai cita-citanya membuat saya cemburu. Katanya dina, belakang ini, dia mempersiapkan untuk S2 dijepang dengan beasiswa dari Lpdp. Kalo di itung-itung dengan uang yang didapatkan, Jika dina sudah balik ke Indonesia, bisa-bisa dia akan membeli sebidang tanah dan rumah, tiba-tiba saya gumun, sembari bilang "hah?". kalkulasi dina, membuat saya mempertimbangkan untuk ngikut-ngikut kuliah di Luar Negeri. siapa tau bisa, walaupun kemampuan ini rasanya berkata tidak, xaxaaxa
kita, berganti ke radhiyyan aja dulu. maksudnya, mendeskripsikan wanita yang satu ini cukup susah. jago menulis cerpen, tulisannya pernah tembus ke koran Kompas, punya mantan pacar anak sastra inggris, dan terakhir pas KKN di tembak sama anak sastra sejarah. Terakhir kali saya membaca blognya yang agak kegalau-galauan, dia bilang " ada cowok yang gak peka, jangan sebut pak yusi lah ya. nganganaga..kebetulan saya tidak terlalu banyak tau, tentang radhiyyan. cuman secuil, seperti kebiasaannya ngorek-ngorek lubang hidungnya sembari memperlihatkan upilnya yang tidak seberapa. wong, lubang hidungnya saja, tidak lebih besar dibandingkan jari kelingkingnya. dan seperti halnya dina, Indonesia juga membutuhkan sesosok wanita seperti halnya radhiyyan, Indonesia butuh orang kritis macam dia. Suka memberi kritik dan saran ketika temannya seminar hasil, walau sampai sekarang dia belum juga seminar hasil. Kritiknya itu loh anu..(baca: wagu). Sungguh Indonesia Butuh Radhiyyan. Kurang apa coba, jago menulis, tweetnya sering membikin hati semakin mendung, kadang sering nulis semacam idolanya mbak dewi lestari. kurang apa coba, atau jika dia sudah menjadi wanita berpengaruh di Indonesia, jangan-jangan dia, akan membuat organisasi/sekumpulan hidung pendek yang sering di PHP-In cowok, lagi-lagi jangan sebut pak yusi.
 Sebagai penutup, akan saya sampaikan permohonan maaf kepada dua wanita yang hebat dibidangnya ini, jika tulisannya jelek. ya wajar..xixixix

Kamis, 28 Januari 2016

Sudah Hampir 23



Ditengah-tengah runyamnya kehidupan, dan rumitnya akan skripsi yang terus dada-dada untuk segera diselesaikan. Ada sepercik harapan, sekelumit masalah mungkin senantiasa akan menjadi kerikil-kerikil tajam yang menghunus kaki tanpa ampun. Ibarat jatuh dari kapal titanic, ada dua pilihan. Menyelamatkan diri dengan menaiki sekoci atau pasrah diri alias menerima untuk tenggelam bakal dijadikan santapan ikan mas dan ikan jibut di samudera atlantik.
Sungguh kalimat pembuka yang cenderung tidak menarik bukan?
Biarkanlah. Saya ini masih terus pengen belajar nulis. Maksudnya belajar nulis dengan konsep dan kaedah penulisan yang enak dibaca. Alias cocokologi. Oke, the first (seng nomer siji) saya berfikiran begini akhir-akhir ini, maksudnya pikiran saya hanya satu. Bagaimana caranya tanggungan segera terselesaikan dan saya segera menjalankan tanggungan yang ada di kemudian hari. Maksud saya, tanggungan itu tanggung jawab. Memang benar, seperti halnya motivator-motivator kawakan bilang “kerjakan apa yang bisa hari ini untuk dikerjakan, urusan besok itu dipikirkan belakangan”. Terhitung tahun ini (2016) insyaAllah jika umur masih bisa nyampe dibulan juli. Saya akan berusia 23 tahun. Yaps. Angka itu bisa menjadi angka yang dibilang muda untuk orang seumuran 45 tahun yang melihatnya. Juga bisa jadi, angka itu menjadi yang sungguh tua, bagi orang yang berusia 14 tahun. Omong-omong, 23 tahun itu ada-ada ditengah-tengah. Maksudnya , diusia yang seharusnya saya sudah bekerja, berkarir atau bahkan melamar kamu pekerjaan. Saya ini masih berkutat dengan namanya perkuliahan (skripsi). Sudah hampir memasuki dua digit semester lebih tepatnya 10. Sungguh sesuatu yang menyedihkan, menurut pandangan saya. Soalnya bukan apa-apa. Saya itu merasa tidak nyaman, diusia sekarang, masih minta uang jajan ke nyokap dan bokap (pae karo mbok’e).
Untung saja, saya adalah remaja yang tidak suka nyangkruk atau dikit-dikit ngafe. Bisa jadi berapa pengeluarannya tiap hari. Saya sukanya makan sederhana, pecel ya monggo, ikan asin dengan nasi putih anget, ya ayo. Untuk urusan gajet apalagi. Ditengah riuhnya Mahasiswa alay yang memiliki akun intagram. Mungkin, hanya saya yang tidak memiliki akun itu. Saya hanya memiliki dua akun (facebook, dan twitter). itupun, teman-teman sudah banyak yang tidak aktif di dua akun tersebut. Walhasil, yang menjadi teman atau pembuat rame di dua akun tersebut, ialah para penulis di Mojok.co kalau di akun FB, jika di twitter ialah stand up comedian. Memang saya tidak kenal dengan keduanya. Tetapi mengikuti tulisan dan cara mereka memandang sebuah masalah, saya acungin jempol. Berkat saya masih terus aktif di facebook, akhirnya saya rela membeli bukunya artis facebook masa kini, siapa lagi kalo bukan mas Iqbal Aji daryono. Supir truck yang masih nge kost di australia karena menemani istrinya kuliah. Dan ternyata baru saya tahu, mas iqbal ialah orang maiyah. Maksudnya suka ikut pengajian maiyah dari Emha Ainun Najib. Bukunya yang sungguh renyah membuat saya semakin jatuh cinta sama Indonesia.
Lain halnya di twitter, diskusi yang saya ikuti dari twitwarnya akhmad sahal, pandji, bintang bete, sujiwo tedjo dan artis twitter yang lainnya. Membuat saya, memandang dunia sedikit sama dengan cara pandang mereka. Lain halnya, teman-teman saya mungkin yang sudah tidak aktif di twitter, atau fb. Cara pandang mereka sedikit agak berbeda dengan saya. Walaupun perbedaan bukan berarti harus saling membenci bukan, betul tidak? Cara pandang saya, dalam menyikapi setiap apa-apa, saya cenderung menyimpang dengan teman-teman yang lainnya. Jika teman-teman lebih suka riuh,ramai,bercandaan dengan yang lainnya. Saya lebih suka mengamati. Jika kamu lagi senyum-senyum teman-teman lebih tertarik dengan urusan yang verbal, saya lebih tertarik pada urusan membaca,menulis, yang gitu-gitu. Maka, dalam cita-cita saya kedepan, selain bisa ngelamar kamu bekerja di industri, saya pengen menulis buku. Siapa tau, bisa bikin orang tersenyum..

Selasa, 26 Januari 2016

Mbak-mbak diujung gang

mbak, kamu kok ayu?
mbaknya menjawab dengan senyum kecut..
mbak, tenanan aku loh..
mbaknya menjawab dengan "halah"
mbak, aku xaxaxa padamu..(dengan nada guyon)
mbaknya menjawab lagi : hadeh,karepmu

" Bukankah sebagian guyon terselip keseriusan, bukankah keseriusan belum tentu benar-benar serius, jangan-jangan terselip bumbu-bumbu guyonan"



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                   

Rabu, 20 Januari 2016

Inilah Jaka

Meja melingkar, kursi menjadi tempat sandaran seorang pemuda yang luntang-lantung berjalan kesana-kemari. entah dia mencari apa dan siapa. Perawakannya sedikit gemuk, rambut yang tidak pernah disisir atau sekedar diberi minyak, lebih sering menggunakan kaos berkerah berwarna biru. sepertinya dia mempunyai nama jaka.
Dilihat dari namanya saja, sudah pasti dia bukan lelaki yang asalnya dari kota, pekerjaan bapaknya yang katanya petani, tetapi jarang pergi ke sawah. pekerjaannya ibunya ialah ibu rumah tangga yang resign menjadi pedagang klontong (menyediakan sembako untuk para tetangganya). adiknya bersekolah di MTS setingkat SMP.
konon kabarnya, Jaka sudah hampir lulus dari universitas. walaupun kasep untuk lulus,konon katanya, jaka bercita-cita bekerja dipabrik setingkat supervisi. dan yang lebih penting jaka tidak pernah bercita-cita untuk menjadi kyai atau ustadz.
Dalam urusan asmara, Jaka sangat ketinggalan dibandingkan dengan teman-temannya. Jika teman-temannya sudah memiliki bebrapa mantan kekasih, lain halnya dengan jaka. Untuk menyatakan cinta kepada seorang gadis, dia belum pernah melakukan hingga saat ini.
kisah jaka akan terus diamati, ditulis dan dikisahkan. Doakan jaka segera lulus agar bisa membanggakan orang tua dirumah. segera menemukan pekerjaan dan tentunya lekas menemukan tambatan hati.
21 Januari 2016

Senin, 18 Januari 2016

Kerjakan skripsiNya supaya cepat Lulus

Tugas akhir seorang MAHASiswa untuk mendapatkan gelar sarjananya ialah dengan membuat sebuah karya tulis ilmiah atau biasa disebut skripsi. Tantangan sekaligus ujian mahasiswa terletak pada masa-masa tugas akhir. saya mengalami fase tersebut hingga saat ini. sudah terbilang 1 tahun lebih, saya belum menyelesaikan skripsi. entah apa penyebabnya, saya belum menemukan jawabannya hingga saat ini.Ada banyak kemungkinan penyebab molornya pengerjaan skripsi. seperti terlalu rajin ngopi dibandingkan mengerjakan skripsi, juga keseringan nonton sepakbola dibandingkan dengan menggerutui skrispi bahkan skripsi dijadikan sampingan, dengan pekerjaan pokok semisal pacaran (untuk yang kasus ini, saya tidak mungkin lah ya).

khusus yang sering saya amati, telatnya pengerjaan skripsi bukan hanya urusan gono-gini (malas, susah ketemu dosen atau gimana). lebih dari satu tahu saya mengamati. kunci skripsi hanya ada (keuletan,keberanian, dan kengototoan).



Selasa, 12 Januari 2016

BLOG Baru

sengaja saya, membuat blog baru.
alasannya sudah barang tentu untuk pembaharuan, penyegaran ide tulisan.
blog yang lama tulisannya sudah usang, nggak ap date. cenderung tidak kekinian.
doakan, semoga lancar terus, bisa menulis untuk satu tujuan.
tujuannya yaitu yah menulis.
udah, saya capek. mau ngerjain cekripci dulu :)